Rabu, 15 April 2009

Maunya Yang Shalih

“semoga dikaruniai suami shalih yang bisa membimbing saya dunia akherat”.
Doa’ seperti nih, biasa bagi seorang wanita yang hendak mendirikan mahligai rumah tangga, kebanyakan wanita jika diajukan mengenai jodoh, tentulah yng shalih. Uhmm..Tetapi, apakah suami yang diidamkan itu, benar-benar memenuhi keperluan wanita ?

Coba kita jenguk apa yang berlaku dalam sebuah rumah tangga selepas do’a si wanitauntuk mendapatkan ‘Lelaki shalih’ mungkin sudah di makbulkan Allah.
Lelaki yang shalih amat takut kepada Allah. Salah satu bukti ketakutanya kepada Allah ia mengerjakan shalat, Jadi lelaki yang shalih akan menyuruh, malah terkadang memaksa istrinya shalat. Tetapi ada istri yang berat shalat, sedang sebelum menikah kata dia menginginkan suami shalih.
Ketika si istri tidur lelap di waktu malam, si suami bangunkan suruh shalat tahajud. “ Apakah suamiku ni?” runggu si istri. Dulu si wanita inginkan lelaki shalih, tetapi selepas dapat lelaki shalih yang membangunkan istri untuk shalat tahajud, dia marah-marah pula.
Lelaki yang shalih amat taat kepada Allah. Islam mewajibkan wanita berhijab. Jadi suami yang shalih tidak akan benarkan istri keluar rumah atau mengenakan pakaian sesuka hati. Atau berhias dan bermake-up tebal. Suami yang shalih akan memastikan istri berhijab / menutup aurat. Tetapi ada istri kurang senang dengan perkara begini. Bukankah dulu, ia berdo’antuk mendapatkan suami yang shalih, tetapi bila di makbulkan ia bantah pula ucapannya!
Suami yang shalih tidak akan duduk di rumah saja –‘berada di bawah ketiak istri sepanjang hari’. Ini karena jihad fisabilillah adalah agenda hidup utama lelaki shalih. Lelaki shalih akan senatiasa keluar untuk berjuang. Begitu juga mencari rezeki halal, sehigga kadang-kadang pulang lewat malam. Ini tak di sukai wanita. Jika dulu wanita dambakan suami shalih, bila sudah dapat, cara hidupnya pula yang tak ia sukai.
Lelaki yang shalih juga akan menjdikan masjid rumah keduanya. Ini pun ada wanita tak suka, asyik-asyik ke masjid mulu, kata mereka.
Lelaki yang shalih amat taat kepada kedua ibu bapakya. Malah, baktinya kepada ibu bapaknya melebihi kepada istri. Nih menyebabkan sebagian istri amat cemburu. Dulu ia maukan lelaki shalih (amat taat kepada ibunya), bila sudahdapat, ia marah pula!macam mana do’anya dulu ???
Lelaki yang shalih juga tidak hidup bermewah-mewah. Uangnya yang banyak dihabikan dalam amal perjuangan. Lelaki shalih takut terima suap atau sogokan dan segala macam uang haram. Jadi tak bisa beri barang-barang mewah dan perhiasan kepada istri dan keluarganya. Dalam perkara nih pun ada istri yang tak suka. Jika dulu do’a maukan suami shalih, tetapi sekarang tidak suka pula sikapnya.
Lelaki yang shalih akan menjauhkan diri dari maksiat. Dia buat yang halal saja. Salahs atu perkara halal ialah memiliki empat istri (dengan syarat dan ketetapan syar’iyang terpenuhi). Nih memang kebanyakan perempuan menolaknya, malah membenci suaminya nikah lagi. Bukankah dulu maunya lelaki yang shalih?
Seperti apa lelaki yang shalih yang anda inginkan, Nih tidak juga berlaku bagi wanita, bagaimana dengan lelaki yang mengharapkan wanita-wanita shalih…..sama sajakah kita ????
Demikian banyak perkara yang tidak disukai oleh istri ataupun suami, walaupun doanya dulu mau mendapatkan istri atau suaminya yang shalih, atau …
Katakanlah dapat yang tidak shalih atau yang biasa-biasa saja. Terlepas dari perkara-perkara itu. Apakah menyenangkan ?
Tentu saja tidak…Dunia ibarat air laut, yang ketika diminum hanya menambah haus, dunia pula hanya semu dan sementara, susah senang, lapang, sempit, bahagia, sengasara..takkan kekal. Dunia hanya bagaikan baying-bayang. Dilihat ada di tangkap hilang.
Harapan tentulah baik, niat baik, usaha baik, hasilnya pun baik. Puji syukur hanya untukMu ya Rabb…

0 komentar:

Posting Komentar