Kamis, 17 April 2008

Kedudukan Niat dan Ikhlas

KEDUDUKAN NIAT DAN IKHLAS

Dari 'Amirul Mu'minin Abu Hafsh 'Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu telah berkata

"Aku telah mendengar Rasulullah
صلى ا لله عليه وسلم Bersabda :
“Wahai segenap manusia, hanya saja segala amal dengan niat (menurut niat yang membangkitkan seseorang padanya). Dan bahwasanya bagi manusiaapa yang diniatkannya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RAsul-Nya. Dan barang siapa yang hijranya kepada dunia yang ia ingin memperolehnya, atau seseorang wanita yang ia ingin mengawininya, maka hijrahnya kepada apa yang ia berhijrah kepadanya itu". (Al Lu'lu-u wal Mardjan)


I. SANAD (THARIJ) HADIST :

a) Hadist ini di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari 'Umar ibn khatab. dengan Lafadz Al
Al Bukhari meriwayatkan hadist ini dari 'Umar dengan beberapa jalan, dalam tujuh tempat
dalam kitabnya.
  1. Dalam : 1-kitab permulaan wahyu : 1-bab. Betapa prmulaan wahyu kepada RAsul.
  2. Dalam : 2-kitab Al iman : 41-bab. Hadiest yang menerangkan bahwa segala amal dengan niat
  3. Dalam : 49-kitab memerdekakan budak : 6-bab. Tersilap dan terlupa dalam memerdekakan budak dan menjatuhkan thalaq.
  4. Dalam : 63-kitab Manaqib Anshaar : 45-bab. Hijrah Nabi dan Sahabat ke Madinah
  5. Dalam : 67-kitab An Nikah : 5-bab. seseorang berhijrah karena hendak menikahinya
  6. Dalam : 83-kitab Sumpah dan Nadzar : 23-bab. Niat dalam sumpah
  7. Dalam : 90-kitab Al Hijal : 1-bab. Meninggalkan hijal.
b) Muslim meriwayatkan hadist ini dalam : 33-kitab Al Imarah : 45-bab sabda Nabi

Bahwasanya segala pekerjaan itu dengan niat. Dan perlu dipertegaskan bahwa lafadz yang diriwayatkan Muslim sesuai dengan lafadz yang diriwayatkan Bukharidalam kitab Sumpah dan Nadzar, bedanya lafadz tersebut hanya menggunakan Ayuhannas, apabila perkataan ini ditiadakan, samalah dengan riwayat Muslim tersebut.

Lafadz yang di riwayatkan Bukhari ditujuh tempat tersebut, tidaklah sama persis bunyinya, terdapat sedikit berlainan. Dalam sebahagian lafadz berbunyi binniyaati (dengan lafadz mufrad).


Semua ahli hadist yang termasyhur juga meriwayatkan hadist ini. Hanya Malik sendiri yang tidak meriwayatkannya.


Hadist ini, awalnya adalah gharib, yang pada akhirnya smpai pada masyhur, walaupun shahih. Hadist ini buka hadist muttawatir. Hadist ini hanya diterima dari Nabi Saw dengan jalan Umar sendiri. Diterima dari Umar dari jalan Alqamah ibn Waqqash dari jalan Muhammad ibn Ibrahim At Taimy sendiri dari jalan Yahya, barulah banyak yang meriwayatkannya. maka dari Yahya hadsit ini jadi masyhur (setelah ahli Tahqiq menghukum hadist ini dengan Mutawwatir ma'nawy".)

II. SEJARAH SHAHABY PERAWI HADIST INI :

~ Umar Bin Khatab ~
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luay al-Quraisy al-‘Adawy., ialah : ABU HAFASH AL QURAISY, Khalifah Islam yang kedua. Ibunya bernama Hantamah, anak Hashim Al MaghZumijah, Saudaranya Abu Jahal. Beliau dilahirkan sesudah peperangan FIJAR. Dimasa jahiliyah beliau selalu dijadikan perantara dalam memperbaiki persengketaan yang timbul antara qabila dengan qabila, beliau beralaku keras terhadap para muslimin.

NUR ISLAM UMAR IBNU KHATAB


'Umar masuk Islam ketika para penganut Islam kurang lebih sekitar 40 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Imam Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang yang paling Engkau cintai diantara kedua orang ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam.”

Rasulullah memberikan gelar al-Faruq kepadanya, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dari Dzakwan, seraya dia berkata,” Aku telah bertanya kepada Aisyah, “ Siapakah yang memanggil Umar dengan nama al-Faruq?”, maka Aisyah menjawab “Rasulullah”.

Hadist Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:” Sungguh telah ada dari umat-umat sebelum kamu para pembaharu, dan jika ada pembaharu dari umatku niscaya ‘Umarlah orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh Imam Hakim. Demikian juga Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi bersabda,” Seandainya ada seorang Nabi setelahku, tentulah Umar bin al-Khaththab orangnya.”.

Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia berkata,” Nabi telah bersabda:”Sesungguhnya Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah dan hati Umar”. Anaknya Umar (Abdullah) berkata,” Apa yang pernah dikatakan oleh ayahku (Umar) tentang sesuatu maka kejadiannya seperti apa yang diperkirakan oleh ayahku”.

Sesudah masuknya keislaman 'Umar, Beliau selalu menjadi tulang punggung bagi muslimin. Setelah Abu Bakar wafat beliau diangkat menjadi khalifah dan beliaulah permulaan Khalifah yang dinamai Amirul Mukminin. Wafatnya 'Umar ibn Khatab pada hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia wafat, ia ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun. kekhalifahanya dipegang selama 10 tahun 5 atau 6 bulan.

Hadits yang diterima melalui perantaranya berjumlah 569 (lima ratus enam puluh sembilan) hadist, 26 dari jumlah hadist tersebut disepakati Bukhari Muslim. 34 hadist dari jumlah tersebut diriwayatkan Bukhari sendiri dan sejumlah 21 hadist diriwayatkan oleh Muslim sendiri.

III. SEJARAH HADIST INI :

a) Perkataan Innamal 'amalu bin niyati = bahwasanya segala amalan itu dengan niat, memberi faedah hasher (qasher). Hasher ialah :

Istabattul hukmi fil madzkuri wanayuhu 'an maa'adaahu
(menetapkan hukum pada yang disebut saja dan meniadakan hukum pada selain dari yang disebut itu )

Maka dengan demikian menjadilah makna innamal 'amalu binniyati, bahwasanya tidak dihukum adanya sesuatu 'amal, melainkan jika ada diniatkan (dilaksanakan dengan niat).
Jelasnya, kita pahami dari ketetapan adanya sesuatu amal dengan ada niat, bahwa sesuatu amal yang tidak diniatkan, tidak dihukum adanya. Dengan demikian tampaklah hasher.


0 komentar:

Posting Komentar