Selasa, 28 April 2009

Rehat Sejenak dan Renungkanlah (khususnya bagi akhawat)

Bismillâh
Assalamu'alaikum warahmatullâhi wabarakâtuhu
Alhamdulillâh, washshalâtu wassalâmu 'alâ Rasûlillâh wa 'alâ âlihi wa ash-hâbihi ajmâ'in
Amma ba'd

Akhâwati fillâh, Rahimanî wa Rahimakunnallâh.....
Pernahkah kita memperhatikan dan mengevaluasi akhlak kita dalam bertutur kata terhadap akhâwat terlebih kepada ikhwân, selama kita berada di MP? Terjagakah..atau belum?



1. Sudah terjaga: Alhamdulillâh..itulah yang memang diharapkan
2. Belum terjaga: Apakah diri kita menyadari kekeliruan kita atau tidak?

Jika sadar ===> maka saya hendak mengingatkan diri kita dan diri saudari sekalian untuk lebih mengamalkan ilmu yang telah diketahui.
Jika belum sadar ===> sekaranglah saatnya untuk menyadari kebenaran yang "mungkin" masih terserak.

Saya pernah beberapa kali mendapatkan fenomena yang cukup membuat batin saya tersentak, berkaitan dengan perilaku akhâwat yang kurang pantas dilakukan menurut timbangan etika islami.

Contoh:
1.Tertawa terbahak - bahak ":))" atau "hahaha" atau "qkqkqk" dan yang serumpun dengan itu.
Memang benar mukhâthabah (lawan bicara) kita adalah wanita. Akan tetapi, bukankah dialog kita di komentar juga dibaca oleh ajânib (laki2 asing yang bukan mahram)? Apakah ajânib harus menutup penglihatan mereka dari dilaog2 kita¿ Tentu tidak bukan? Andaikan akhâwat ingin berkomentar secara bebas, akan jauh lebih baik dilakukan internal lewat PM saja. Karena hal yang demikian lebih aman dan terjaga.

Kalaulah perbuatan ini dilakukan oleh wanita yang belum menikah, pihak yang cemburu atas sikap tersebut lebih terbatas pada kalangan ikhwân dan akhâwat saja. Namun beda halnya jika wanita tersebut sudah menikah, maka orang yang paling pantas cemburu adalah suami wanita yang bersangkutan. Menyikapi kondisi "kecemburuan" tersebut, ada pemikiran yang sering berlalu lalang di benak saya: "Apakah Sang Suami tidak merasa cemburu ya ketika istri melakukan pelanggaran syar'i?"

Baiklah....hati ini tetap berusaha untuk berhusnuzhzhan dengan membuat berbagai macam 'udzur, mungkin suami tidak tahu, mungkin juga sudah memberi tahu, mungkin belum tahu ilmunya, mungkin...atau mungkin...namun semakin lama saya cermati, sepertinya belum ada perubahan yang cukup berarti. Hmm mungkin Beliau terlupa...atau mungkin khilaf yang tidak disengaja...karena akhâwat juga manusia biasa yang tidak lepas dari cela dan dosa ^__^.

2. Bertutur kata kurang sopan dan santun, yang kurang mencerminkan akhlak thâlibatil 'ilmi.
Tindak tanduk seorang wanita merupakan cerminan dari ketakwaan yang bersemayam dalam kalbunya. Perilakunya sedikit banyak dapat dijadikan parameter kualitas ilmu yang dimiliki. Bukankah jika seorang wanita bertutur kurang santun, justru membawa mafsadah bagi dirinya sendiri? Karena sikap tersebut justru akan menurunkan muru'ah dan 'izzah seorang wanita. Apalagi jika pelakunya adalah wanita yang disinyalir berilmu, terlebih jika dia menisbatkan diri kepada As-Salaf Ash-Shâlih... "Aina Nahnu min Akhlak As-Salaf?"

Akhâwati fiddîn...kita adalah penuntut ilmu. Di tangan kita nantinya panji - panji da'wah -diharapkan- akan berkibar. Bagaimana mungkin mad'u (obyek da'wah) akan tergerak dengan seruan "akhlak baik" kita, jika akhlak kita saja tidak representatif? Jangan salahkan jika mereka mencela, salahkanlah diri kita yang kurang bisa menjaga!

Dari kejadian - kejadian tersebut, saya mengajak Saudari - Saudari sekalian untuk lebih menjaga dan memperhatikan tutur kata kita selama berada di MP. Marilah kita sama - sama berbenah diri dan meningkatkan kualitas diri membentuk pribadi muslimah yang kâffah, menjadi wanita shâlihah yang berakhlak karîmah.

Saya harap kerjasama antunna agar kita bisa bersama- sama saling mengingatkan, saling memberi wasiat dalam kebenaran. Saya sangat menyadari bahwa saya pun seringkali kelepasan>>ma'af, saya sedang berada dalam taraf pembelajaran begaimana berakhlak yang baik, meskipun seringkali harus "jatuh bangun" juga :).

Saya senantiasa menanti nasihat, pengarahan, dan teguran dari ikhwân dan akhâwat jika ada perilaku saya yang melenceng dari koridor syar'i. Silahkan layangkan masukan tersebut secara pribadi ke PM saya. Tak lupa pula saya berharap terbukanya pintu ma'af yang seluas - luasnya bagi pihak yang merasa tersindir...sama sekali tidak ada maksud hati ini menjelek - jelekkan antunna. Ma'afkan saya jika ada kata - kata saya yang menyinggung perasaan dan kurang mengenakkan hati antunna. Kiranya antunna berkenan menerima permohonan ma'af saya.

Semoga Allah menganugrahkan akhlak yang karimah pada kita semua, sebagai hilyah (perhiasan) terindah dari diri wanita shalihah....Ämîn...Jadikanlah diri kita laksana mutiara yang terjaga, karena kita bukan permata biasa (klik) n_n.
Wallâhu Waliyyut taufîq

Aakhiru da'watii...


=====================================================
Allahummaj'alnâ mar'atan shâlihatan...Allahummâ Yassirnâ fî kulli umûrinâ, wa fî kulli a'mâlin tuqarribunâ ilâ jannatik
=====================================================

=====================================================
Rabbanâ âtina fiddun-yâ hasanah, wa fil âkhirati hasanah, wa qînâ 'adzâba An-Nâr
=====================================================

Walhamdulillâh, washshalâtu wassalâmu 'alâ Rasûlillâh wa 'alâ âlihi wa ash-hâbihi ajmâ'in.

Assalamu'alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh

Hormat saya,
Yang mencintai kalian karena Allah



Perindu FirdausMu


sumber


0 komentar:

Posting Komentar